Sabtu, 29 November 2008

MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI

MENJELANG DUA WINDU

MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI


I. PENDAHULUAN

Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu dari 62 museum yang berada di wilayah DKI, kehadiran museum 15 (limabelas) tahun yang lalu merupakan sebuah fenomena tersendiri dibelantika dunia permuseuman.

Museum yang memiliki kemegahan dari bentuk bangunan dengan volume areal tanah dan bangunan yang cukup ideal untuk sebuah museum, menempati areal dengan luas 20 ha dan 2,5 ha. luas bangunan sangat memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan maksimal sebuah museum. Serta bangunan yang tertata dengan konsep modern yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan sebuah refleksi keinginan dari penggagas yaitu Ibu Tien Soeharto. Kehadiran museum ini mampu menarik perhatian masyarakat, perhatian yang cukup besar tersebut bisa kita lihat dari banyaknya pengunjung yang terekam melalui data statistik pengunjung, menjadikan Museum Purna Bhakti Pertiwi masuk dalam kategori pengunjung terbanyak, meskipun kecenderungannya angka kunjungan mengalami penurunan jumlah dalam dekade ke 2 ini.

Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan jumlah tidak kurang dari 17.000 item belum termasuk koleksi pustaka pada perpustakaan museum yaitu 5000 judul buku dan 4500 album foto, adalah sebuah permasalahan, perlu penanganan secara serius serta dibutuhkan Sumber daya manusia yang berkualitas dalam skala yang cukup banyak, tentunya hal ini merupakan sebuah permasalahan tersendiri.

Bangunan relatif luas dengan jumlah koleksi yang cukup besar membutuhkan Sumber Daya Manusia yang cukup banyak adalah sebuah potensi museum, namun juga merupakan sebuah kelemahan dalam pengelolaan, memerlukan konsentrasi yang cukup menguras energi, terutama dari aspek pendanaannya.

Pada paparan selanjutnya akan disampaikan pola manajemen dan kegiatan dalam pengelolaan museum yang diukur dengan pengelolaan museum dengan paradigma baru.

II. SEJARAH MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI

Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto berkeinginan untuk membangun sebuah wadah yang mampu menampung dan menyimpan serta merawat penghargaan penghargaan berbagai macam cenderamata yang diberikan dari berbagai fihak kepada Bp. Soeharto, pada masa beliau manjabat sebagai Presiden ke II Republik Indonesia.

Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, maupun cenderamata yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh cenderamata atau penghargaan tersebut. Namun demikian museum yang akan dibangun tersebut tentunya juga memiliki fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi perjalanan bangsa Indonesia sejak dari merebut, menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.

Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993.

Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah pilihannya, konsep bangunan yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia. Pemilihan bangunan dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak Harto sebagai pribadi Jawa, dengan beberapa simbol-simbol serta pemilihan koleksi dan tata letak yang sangat terorganisir melalui penataan ruangan pamer.

Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh Bp. Soeharto Presiden Republik Indonesia.

Museum Purna Bhakti Pertiwi terleak di jalan Taman Mini I Jakarta Timur, tepatnya di depan komplek Taman Mini Indonesia Indah


oleh: Gunawan Wahyu Widodo

staf mpbp